Laman

Sabtu, 20 Desember 2014

Ngulik Seputar MLM dan Selubungannya

"Mbak, ini sama dengan Pr****** ga ya? Bisnisnya ngerugiin orang. Awalnya sih bonusnya besar. Ujung-ujungnya rugi. Temen saya sampai jual mobil jual motor buat balikin modalnya. Untung ga sampai gadaiin rumah+tanahnya...?"

Wew, Mas.. Kok bisa sih gabung di bisnis bukannya untung, harta benda malah ludes..?

Rabu, 17 Desember 2014

ANTARA AKU DAN ORIFLAME (Part 1)


 Cie.. cieeee…. Berasa kayak orang yang lagi kasmaran dan mau nulis tentang hubungan spesial-nya dengan someone terkasih..

Ada apa sih dengan Oriflame…?

Dia…

Ahhhh… Aku sudah terlanjur jatuh cinta dengannya. Ahaha.. Agak-agak lebay dikit tak apa ya.. Nemu gambar ini di sini.


Selasa, 07 Oktober 2014

YAKIN, SAYA BISA!!!

Kalo seseorang memiliki keinginan yang betul2 ingin diwujudkan, maka dia akan menumbuhkan rasa keberanian dan mengabaikan segala rasa takut, khawatir, dan segala pikiran negatif lainnya..
Sehingga yang muncul hanyalah pikiran2 positif saja: “YAKIN saya BISA...!! YAKIN Alloh memberi keamanan atas permohonan doa saya.."

Itu pelajaran yg saya tangkap langsung dari apa yg saya lihat.

Tante-nya anak2 yang biasa saya titipkan buat jagain mereka selama saya kerja, asalnya nun jauh di seberang, ujung barat pulau Sumatera. Ikut saya adalah pengalaman pertamanya keluar dari rumah, jauh dari orangtua, terutama mamanya.. Wong baru 10 hari berjauhan, udah minta anterin pulang buat nengok mamanya yg lagi sakit..
Waktu naik ferry, kemana2 pun ga berani sendiri..

Nah, momen lebaran Idul Adha kemarin, jauuuuuh sebelum hari itu, dia punya keinginan, mau lebaran di rumah aja. Ketemu temen2 dan mama-papanya.. HARUS PULANG!!! Ini keinginan terbesarnya saat itu..

"Tapi, aku ga bisa nganter lho, Mbak..."

"Insya Alloh berani, Mbak. Banyak baca doa minta perlindungan.." jawabnya..

Dan, dia akhirnya berhasil mengatasi kecemasan2 dan pikiran2 negatif yg mungkin saja terjadi..
Dia lulus... sampai di rumahnya dan kembali ke Jakarta dengan selamat tanpa kurang suatu apapun, dengan tentengan yg ga cuman satu.. Ada tas ransel, kardus yg lumayan berat isinya, tas jinjing isi pakaian yg ga kalah beratnya...

Salut... Dia bisa mengalahkan rasa takutnya, mau mengeluarkan keberaniannya, untuk mencapai keinginan terbesarnya saat itu..

Apa impian terbesarmu saat ini?
Membahagiakan orangtua?
Membantu meringankan beban suami?
Ingin selalu dekat dengan anak?
Ingin memberikan pendidikan terbaik buat anak?

Yuk, keluarkan semua potensi diri yg masih terpendam.. Munculkan setiap titik keberanian untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Rabu, 24 September 2014

22 September 2014: Galau Maksimal

Setelah Minggu pagi mengantarkan koper ke tempat pemberangkatan jamaah haji, hari ini, Senin, 22 September 2014, tiba saatnya Abah dan Umi masuk asrama di Islamic Center Rajabasa.

Rasanya sejuta galau memenuhi pikiran. Tidak bisa ikut hadir di sana, mengantar langsung, bersalaman, cium pipi, berpelukan erat, dan mungkin saling bertangisan haru karena di satu sisi bersyukur orangtua masih diberi kesempatan untuk menjadi tamunya Alloh di Mekkah sana, di lain pihak, sedih juga, berpisah dengan anak-anak selama sebulan lebih.

Dan, itu tidak aku alami langsung. Tidak ada jabat tangan..
Tidak ada cium pipi kanan-kiri...
Tidak ada pelukan hangat...
Rasanya, sakitnya itu di sini...
Dari malam sebelumnya, mata ini begitu rapuh menumpahkan bendungan kesedihan itu..
Bahkan sampai tiba di kantor pagi ini, sepanjang perjalanan dari parkiran sampai ke meja kerja, titik-titik mendung itu belum lagi usai.. Pandangan sengaja kutundukkan ke hp yang kupegang. Berharap setiap orang hanya menganggap aku sedang asyik dengan hp-ku.. Berharap mereka tak tahu ada bulir-bulir yang aku sembunyikan, yang sekuat hati kutahan lajunya biar tak berderaian..

Ahhhh... Sepertinya Alloh ga mengijinkan aku menyimpan sendiri rasa ini.. Tiba-tiba saja seseorang sengaja menabrakku yang memang tidak fokus ke arah mana kaki melangkah..

Mbak Revi!! Ah.. Ketahuan deh..
Dan ia kaget melihatku yang seperti ini.

"Lho... Mbak kenapa?"

"Gapapa, Mbak..." aku berusaha tampak tegar. Jika aku ceritakan masalahnya, bulir-bulir itu justru lepas tak terkendali.

"Ga mungkin, Mbak.. Aku ga pernah lihat Mbak nangis lho.. Kalo aku kan udah biasa nangis.. Ini pasti ada apa-apa. Biasanya kan aku yang nangis di pundak Mbak.. Cerita donk, Mbak, siapa tau masalahnya bisa dibagi..."

"Iya, Mba.. Gapapa kok..." (menguatkan diri lagi)

"Yawdah, kalo ga bisa cerita. Kalau itu masalah, semoga lekas diberi jalan keluar.."
Wah, dikira lagi ada masalah sama rumah tangga niy.

"Ngga, Mba.. Cuma sedih aja, Abah Umi masuk asrama haji hari ini, tapi aku-nya ga bisa nganter langsung.. Ga ada di sana.."
Niat meluruskan permasalahan, eh, malah makin banjir.

"Ya, didoakan saja Mbak, agar Abah Umi sehat, kuat, diberi keamanan, keselamatan, kelancaran, bisa kembali ke Tanah Air menjadi haji yang mabrur.. insya Alloh doa Mbak Dian makbul.."

Duh, Mbak Revi... Aku kalau dihibur sambil dipuk-puk gini, yang ada malah tambah deres nangisnya...
Tapi, paling engga, sudah sedikit berbagi walau nangisnya tetap bersambung sampai tiba di meja kerja. Alhamdulillahi jaza killahu khoiro, ya Mbak Revi.

Rasa sedih itu makin berasa waktu lihat foto-foto menjelang keberangkatan Abah Umi yang di-share di Whatsapp grup Suwardi's Family. (Family atau familly yak? Lali je...)

Foto-foto sekeluarga, Abah Umi, anak-anak dan menantu yang hari itu khusus tidak masuk kerja dan ijin ga sekolah. Ada tetangga juga. Kakaknya Abah, buleknya Abah, adiknya Abah.
Foto-fotonya ada yang di depan rumah, ada juga yang pas sudah sampai asrama. Ibuk sama Mamah juga ikut mengantar.

Waktu fotonya masih ramean, belum kerasa kalau akan berpisah.
Berasanya itu waktu sudah pamitan dan masuk gerbang asrama. Keluarga hanya boleh mengantar sampai depan gerbang. Selebihnya hanya calon haji yang boleh masuk. Di situlah baru kerasa beratnya perpisahan (walau hanya untuk 40 hari, insya Alloh, paringi umur yang panjang dan barokah kepada kami semua ya Alloh, agar bisa bertemu kembali sepulang Abah Umi dari Mekkah.. Aamiiin...)

Kalau ikut hadir di sana, rasa yang mengharu-biru itu mungkin akan lebih dahsyat. Apalagi kalau lihat langsung gimana Cheryl lari mau nyusul Eyang Abah dan Eyang Umi-nya masuk ke asrama. Cucunya aja ngerasa bakal ga ketemu lama. Bagaimana anak-anaknya..?
Berat sangat....

So, begitu dapat SMS dari Abah, yang mengabarkan kalau sudah sampai di asrama (walau sebenarnya udah tau duluan, hasil mantau whatsapp grup), aku langsung telepon. Sengaja ga langsung telepon begitu Abah sampai asrama karena  nunggu Abah senggang dulu. Aku bisa membayangkan kok gimana ramainya gimana rempongnya pas baru sampai. Jadi, biar Abah Umi fokus dulu sama prosedur awal tiba di asrama. Begitu sudah longgaran, baru deh telepon.

Rasanya lega begitu bisa ngobrol langsung dengan Abah Umi walau lewat hp.
Dari obrolan itu, aku tau bahwa Abah Umi insya Alloh baik-baik saja. Merasa senang dengan perjalanan ini. Senang bahwa apa yang menjadi cita-citanya sejak lama, akan segera tersampaikan.

Ada kejadian lucu yang Abah share di obrolan siang itu. Upaya Abah membawa gunting ke Mekkah untuk keperluan cukur di sana, ketahuan sama petugas pemindai koper.

"Padahal gunting itu udah dilakban item, dibungkus plastik item. Ee.. Masih ketahuan juga. Ga perlu buka koper, petugasnya udah tau kalau ada gunting di koper..."
Abah ceritanya ceria banget diselingi tawa geli. Ini yang bikin sejuta galau meluap tinggal tersisa beberapa saja.

"Berarti kurang canggih ngakalinnya, Bah.. Alatnya udah lebih canggih dari beberapa tahun sebelumnya.."

"Akhirnya bongkar koper lagi. Berhubung lupa, naruh guntingnya di sebelah mana, ya Abah minta kopernya dipindai ulang buat lihat posisi tepatnya biar ga ngacak-ngacak isi koper. Dan setelah gunting diambil, minta dipindai lagi. Mastiin ga ada benda yang dilarang dibawa. Dan syukurnya, petugas bagian perkoperan udah terlatih ngikat ulang koper. Jadi, proses mberesin  kopernya cepet.."
Selama ceritain kejadian lucu ini, Abah ga henti-henti ketawa geli.

Eh, di sini kelihatan banget ya, kalau Abah itu cerdas.. Dan cerdasnya nurun ke anaknya ini.. Ahaha..

Ita bersyukur, Abah Umi senang, sehat, walau Umi agak batuk-batuk dan flu.
Doa Ita dan anak-menantu semuanya insya Alloh selalu terpanjatkan untuk kesehatan, kekuatan, kelancaran, dan haji yang mabrur hingga kembali ke Tanah Air dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Aamiiiin....

See you later, Abah Umi..
We'll wait till 2nd November..

Always miss you, Mom, Dad..

#RadarSelatan
#finished at 00:44:25, 24 Sep.2014

Kamis, 05 Juni 2014

Temenan Sama Penolakan

Pernah ga, waktu lagi jalan-jalan ke mall, ketemu sama sales yang tiba-tiba mendekat dan mencoba menawarkan dagangannya... Entah itu sales kartu kredit, sales otomotif, sales barang elektronik, atau pelayan di sebuah food court....?

Respon kita kebanyakan gimana?
Seringnya, kita menolak, baik dengan cara halus seperti, "Maaf, Mas, Mbak, tidak dulu ya untuk saat ini..." maupun hanya sekedar melambaikan tangan tanda menolak dengan atau tanpa senyuman, terus ngeloyor pergi....

Si sales responnya gimana?
Mungkin kecewa, tapi dia tetap tersenyum dan berusaha mencoba menawarkannya lagi kepada orang lain. Lagi, lagi, dan lagi. Mereka tidak terus mutung, putus asa, dan berhenti menawarkan...
Karena mereka punya motivasi untuk meraih komisi setinggi-tingginya dari hasil penjualan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Makanya, kenapa saat perekrutan sebagai seorang sales, perusahaan betul-betul memilih seseorang yang tipikalnya selalu mengejar kesempatan yang diberikan, selalu mencari peluang, sehingga sales tersebut akan punya semangat 45, gigih memperjuangkan keberhasilannya dalam prospecting dan menghasilkan penjualan sebanyak-banyaknya, yang tentunya keuntungan perusahaan juga semakin meningkat... (disadur sedikit dari Tips Motivasi Sales Tanpa Komisi by @rezawismail)

Saya sendiri pernah melihat nyata, betapa gigihnya seorang sales asuransi yang bolak-balik ke kantor saya dan menawarkan produknya ke teman-teman di kantor. Usahanya meminta no. CP yang bisa dihubungi pun tidak main-main. Sampai mereka berhasil mendapatkan calon peserta yang akhirnya mendaftarkan diri di perusahaan asuransi yang dia jual.

Di Oriflame pun, motivasi yang diberikan kepada membernya untuk menghasilkan penjualan sebanyak-banyaknya, sangatlah besar. Dan sudah dibuktikan oleh mereka yang sukses mendapatkan komisi dari Oriflame. Mulai dari bonus puluhan ribu, ratusan, jutaan, puluhan juta, ratusan juta, bahkan sampai mobil MuahaaLL...
Mereka bisa, karena mereka gigih memperjuangkan IMPIAN yang menjadi motivasi untuk sukses, bukan semata motivasi akan HASIL yang bisa dinikmati. Karena dengan HASIL itu, mereka bisa membayar LUNAS atas IMPIAN-IMPIAN besar mereka.

So, kalau ditolak, ya coba lagi, lagi, lagi, dan lagi.
Ingat lagi dengan IMPIAN BESAR kita.
Yakin insya Alloh bakal ketemu sama yang 'klik'... Asal mau terus berusaha....  ^_^

#EdisiNGACA

Jumat, 18 April 2014

Sayur Pelangi Ceria

Taraaaaaa... Sayur warna-warni..
. ^_^
Pagi ini jadinya masak sayur pake resep mb Nur Aida... Tapi, aku modif sedikit ya, Mba... Udangnya ga dapet.....
Gampang banget cara ngolahnya... Dan ga pake lama.. ^_^
Bahan-bahan:
2 bonggol brokoli, petik kuntumnya
1 bonggol jagung muda, sisir
1/3 kotak tahu cina, potong kecil-kecil
Fillet ayam sedikit aja (nemunya ayam yg udah diungkep, jadinya nyuwirin dagingnya dari situ..
2 buah bakso, iris tipis
Kaldu ayam (ga pake juga gapapa, yg ini aku aja kelupaan, padahal punya stok kaldu di freezer
1 sdt kecap ikan
1 sdm kecap asin
1/2 sdt lada hitam
garam secukupnya (udah pakai kecap asin masih pakai garam :D)
Bumbu tumis:
1/2 bawang bombay, iris melintang
2 siung bawang putih, cincang kasar
1 buah cabe merah besar, buang bijinya dan iris dadu
Cara membuatnya:
1. Panaskan blueband untuk menumis (pakai minyak goreng juga boleh), tumis bumbu yg sudah dipersiapkan sampai harum.
2. Masukkan tahu, bakso, ayam suwir, tumis sebentar biar tahu tidak hancur.
3. Masukkan garam, kecap ikan, kecap asin, lada hitam dan garam. Lanjut masukkan brokoli dan jagungnya. Aduk-aduk sebentar kira-kira jagung berubah kuning terang merata. Karena kalau kelamaan, brokoli jadi terlalu layu. Karakter brokoli kan untuk dimasak setengah matang. Biar terasa krenyes-krenyesnya waktu dikunyah.
4. Tambahkan air secukupnya kira-kira kuahnya cemek-cemek saja. Stelah mendidih, angkat. Jangan lupa dicicipi rasanya sebelum dituang ke mangkok sayur. Yang suka pakai gula, boleh ditambahkan.
Mudah dan cepat kan...
Kalau mau tambah berwarna, bisa disertakan udang. Karena resep aslinya pakai udang ya, Mba Nur..
Jadi komplit deh : merah, jingga, kuning, hijau di langit yang putih...
Lauknya telur asin dan peyek ikan asin bulu ayam..
Ahaha... ^_^
Ps: brokoli-ku kelamaan di atas penggorengan, jadi agak layu..

Rabu, 16 April 2014

Berapa Nilai dari Anak Kita?

Hari ini dapat kiriman artikel di grup whatsapp...
Karena isinya bagus dan bisa buat introspeksi diri sendiri, so, artikel itu kusalin di notes FB dan di blog, biar ga hilang.. Kalau di WA kan bisa kehapus...


Buat yang punya artikel ini, entah siapapun orangnya, aku ijin simpan di notes FB/blog yach.... Buat dibaca lagi sewaktu-waktu...

Benar, anak adalah investasi kita di hadapan Alloh... Manakala tak ada lagi ruh di dalam raga, jariyah dari anak akan terus mengalir sepanjang hayat sang anak seandainya kita selaku orang tua, berhasil mendidiknya menjadi anak yang sholih.. Jariyah dari doa anak yang sholih dan ilmu yang kita ajarkan kepada anak-anak kita lalu diamalkan oleh mereka...

Nilai anak sangatlah TAK  BISA DIHITUNG.....
Saya lebih suka menggunakan kata-kata TAK BISA DIHITUNG NILAINYA.. Karena memang tidak bisa dihitung... Tidak ada standar baku untuk menghitungnya.....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Berapa harga anak kita?

Bingung pasti...

Karena nilai anak tak bisa diukur dengan materi, tak ternilai! 


Tapi benarkah anak itu tak ternilai?


Kadang-kadang atau mungkin seringkali anak bernilai sangat rendah di mata orangtua. 


Kadang dia lebih rendah nilainya dari sebuah mangkok atau piring. Yang jika pecah, suara kemudian meninggi memecahkan hati sang anak. Atau lebih rendah dari semangkok sayur yang tertumpah, karena tangan kecilnya berusaha membantu ibu di dapur.


Mata yg melotot terasa lebih pantas walaupun harus menumpahkan air mata sang anak.

Atau lebih rendah dari sebuah mobil baru yg jika tergores, maka goresannya dianggap lebih berbahaya ketimbang goresan luka di hati sang anak


Kadang anak juga lebih rendah nilainya dibanding facebook atau pertandingan bola, sehingga lebih banyak waktu dan keseriusan yang dihabiskan untuk facebook dan nonton bola ketimbang mendengarkan cerita anaknya di sekolah.


Kadang anak lebih rendah nilainya dari handphone. "gak boleh, nanti rusak!" kekhawatiran HP rusak lebih besar dibanding kekhawatiran rusaknya perasaan sang anak. 


Kadang dia lebih rendah dari sebuah gadget. Ketika gadget jatuh tanpa sengaja, maka rasa marah kemudian memecahkan perasaan anak, merendahkan nilai anak... Gadget lebih berharga saat itu.


Berapa nilai anak bagi kita? Adalah sejauh keikhlasan kita menahan diri hingga tidak merusak hatinya. Adalah sejauh kemampuan kita menempatkan harga dirinya jauh di atas benda-benda mati yg kita miliki. 


Benda itu tidak akan menolong kita di yaumil akhir. Sementara anak, adalah investasi kita dihadapan Allah. Dia yang akan memperpanjang usia historis kita dengan doa dan amal sholih yang kita ajarkan dan dia melakukannya..

Ya Allah... Jika ada keburukan akhlak kami ketika membesarkannya, hilangkanlah dari ingatan anak-anak kami, hilangkan jejak-jejak keburukan dari tangan, mata, atau mulut kami.

Kami hanya penitipan, sesungguhnya Engkau akan mengambil titipan-Mu, dan kami ingin Engkau puas dengan titipan itu. Hingga kami berhak atas rahmat-Mu di yaumil akhir.

Selasa, 08 April 2014

Kepulauan Meranti

Kabupaten Kepulauan Meranti itu ternyata pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, yang dibentuk tanggal 19 Desember 2008..

Terwujudnya pemekaran itu sendiri sudah diperjuangkan oleh masyarakat Meranti sejak tahun 1957... Wuihhhh.... Benar-benar perjuangan yang panjang ya.... (Umur Abahku saja baru 3 tahun saat itu... ;))
Kabupaten Meranti sendiri diambil dari gabungan Pulau Merbau, Pulau Ransang, dan Pulau Tebingtinggi.. Beribukota di Selatpanjang..

Punya lambang wilayah juga lhooo... Ini lambangnya ku googling dari internet..
Ada tulisan Arab yang berbunyi 'Kepulauan Meranti'..

Lambang wilayah Kepulauan Meranti
 

Adanya di mana?

Di Riau... ^_^

Riau beda ya sama Kepulauan Riau...
Ternyata udah dua provinsi yang berbeda...
Dulu belajar geografi, jumlah provinsi di Indonesia belum sebanyak sekarang....

Kok jadi bahas sejarah pemekaran wilayah administrasi pemerintahan Indonesia, sih...?

Ini bermula dari saat hendak ndaftarin prospek yang ada di Merbau, sebuah kecamatan di Kepulauan Meranti....
Nah, kalau di sistem pendaftaran online-nya Oriflame itu, pas input alamat prospek, database-nya udah kumplitt...
Input nama provinsi, langsung muncul deretan nama kab./kota-nya...
Input nama kab./kota-nya, langsung muncul deretan nama kecamatannya..
Hanya nama kelurahan dan alamat detail yg kita input manual...

Dan ternyata......

Di database Oriflame, belum ada nama Kabupaten Kepulauan Meranti... Selalu masuknya, Merbau itu masih masuk ke Bengkalis ..
(Semoga tim dbase Oriflame bisa segera melengkapi data-data tentang pemekaran wilayah ini dan wilayah lainnya juga sampai ke pemekaran wilayah kecamatan..)

Itu awalnya, saya cuma kenal sama prospek lewat facebook.. Ga pernah ketemu langsung... Seumur-umur belom pernah sampai Riau.. :D

Hebatnya facebook ya....
Bisa menjangkau teman sampai ke wilayah yang jauuuuuh....
Ga masalah soal jarak yang ratusan bahkan ribuan kilo... Asal ada koneksi internet, kita bisa ketemu teman dari mana saja..

Tau ga?
Jumlah pengguna aktif facebook di Indonesia, data terakhir Januari 2014, ada sekitar 65juta orang....
Dan pengguna internet di Indonesia akan tembus sampai 100juta orang...

Rasanya....
Kita bisa kok, BISA BINGITSS, membangun bisnis bersama teman-teman dari berbagai daerah....
Tentunya yang memang mau betul-betul se-visi se-misi, konsisten memperjuangkan mimpi-mimpinya yang tidak hanya ingin diendapkan dalam angan-angan sahaja...

Doaku, "Ya Alloh, pertemukan hamba dengan pejuang impian yang tangguh, Core team yang handal, untuk bisa sama-sama memperjuangkan IMPIAN-nya untuk orang-orang terkasihnya..."

Semangat Pagi...
Go Manager.... Insya Alloh BISA...!!
Ganbatte Kudasai......


Senin, 07 April 2014

Flu Singapore VS Varicella



“Mbak, ini apa ya? Kalau biang keringat, ga kaya’ gini deh....” Mbak Iin, yang kesehariannya mengasuh dua anakku, memberi laporan seputar kesehatan si sulung, Icam.
‘Ah, sakit apa lagi kamu, Mas...?’ pikirku seraya meletakkan helm yang baru saja kulepas. Masih dengan bermandi peluh, setelah bergulat dalam ganasnya lalu lintas ibukota, kuhampiri Icam yang sedang berbaringan di atas karpet sambil melihat film kartun kesayangannya yang memang tayang setiap sore. Kuperiksa dada dan punggungnya.
Ya. Di sana ada bintik-bintik merah yang bervariasi ukurannya dari yang sebesar bintik-bintik biang keringat pada umumnya, sampai bintik-bintik yang mulai melenting seperti kulit terinfeksi tapi bintiknya berwarna bening tidak putih. Kuperiksa tangan dan kakinya. Icam dua hari belakangan ini memang sedang flu. Sempat demam, tapi tidak terlalu tinggi. Dan bintik-bintik itu belum muncul seharian kemarin.
“Saya taunya badan mas Icam muncul bintik-bintik ini waktu saya mau memandikan dia tadi pagi,” jelas mbak Iin.
Kok tidak mengabari saya?”
“Maaf, Mbak. Saya pikir hanya biang keringat biasa.”
Icam memang sudah langganan sama yang namanya biang keringat. Apalagi kalau sudah memasuki musim kemarau atau rambutnya panjang sedikit saja. Dari kecil, Icam tidak bisa berambut agak panjang sedikit karena biang keringat akan langsung bermunculan di dada dan punggungnya.
Aku mulai was-was.
Cacar?
Flu singapura?
Dua jenis penyakit itu langsung terngiang di benakku. Tapi, aku belum berani memastikan lebih jauh karena minimnya pengetahuan medis yang kuketahui. Kucoba memberi Icam vitamin penambah daya tahan tubuh terlebih dahulu sebagai pencegahan akan memburuknya stamina karena serangan virus. Setahuku, cacar maupun flu disebabkan oleh virus yang menyerang pada orang, baik anak kecil maupun orang dewasa, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun.
Flu singapura atau flu singapore. Hhmm, aku tidak begitu paham akan penulisan yang benarnya. Pokoknya, asal sebut saja. Teringat Fara, anak Pak Manshurin tetangga persis sebelah rumah, yang sempat dirawat karena penyakit itu karena ada komplikasi diare. Juga beberapa anak di sekitar komplek rumahku serta tayangan berita di televisi yang mengabarkan bahwa penyakit flu singapura, atau istilah Indonesia-nya Penyakit Kaki Tangan Mulut (PKTM ) sedang mewabah di daerah Jabodetabek, sempat was-was juga, ‘Jangan-jangan Icam tertular penyakit yang sama..’
Ahh, daripada bergulat dengan pertanyaan yang belum jelas, lebih baik lihat besok saja. Hhmm... Kelihatannya belum begitu mendesak untuk diperiksakan.

***********

                “Selamat pagi, Bu Lova.”
            “Selamat pagi, Bu. Kenapa dengan Wisam Ibrahim?” dr. Lova Marissa, Sp.A, dokter-nya Icam kalau berobat, menyambut ramah kedatanganku dan, tentu saja, Icam.
                Akhirnya.... Parkir juga aku di klinik dokter anak pagi hari ini. Setelah semalaman tidak bisa tidur demi menemani Icam yang rewel bukan kepalang dan bintik-bintik di tubuhnya semakin banyak dan membesar.
                “Ma.. Garuk-garuk...!” rengek Icam sambil menjulurkan kedua kakinya padaku. Benar, di telapak kakinya mulai bermunculan bintik-bintik merah yang menurut artikel yang pernah kubaca, kemunculannya disertai rasa gatal hebat yang sangat menyiksa. Apalagi seumuran Icam yang baru tiga tahun.
                “Bukan di situ, Ma... Yang ini....” protes Icam jika garukan tanganku mengenai tempat yang salah.
                Remot ase, Ma... Pakai remot ase...” pintanya lagi. Maksudnya, dia minta telapak kakinya digaruk pakai remote AC. Mungkin lebih berasa enakan dibanding menggunakan tanganku setelah iseng kucoba menggaruk menggunakan ujung remote.
                “Kaki yang kiri, Ma...”
                “Ma, bukan di situ...”
                Gggrrrhhh... Sepanjang malam, Icam benar-benar menguji kesabaranku. Mulut kecilnya terus meracau, mengeluhkan bagian-bagian tubuhnya yang terasa gatal. Padahal kutahu, matanya sudah sangat lelah dan mengantuk. Hampir saja aku mengungkapkan rasa jengkelku karena diprotes terus kalau jemariku ‘mendarat’ di tempat yang salah atau kurang berasa. Tapi, aku tidak boleh terbawa emosi. Harus kumaklumi bagaimana tidak nyamannya tubuh si sulung. Tanganku bergantian antara menggaruk telapak kaki dan mengelus-elus punggungnya yang mulai rata oleh bintik-bintik berair itu, serta menaburkan bedak salisil yang memang selalu tersedia di kotak obat. Jelang dini hari baru Icam bisa tidur. Mungkin karena lelah setelah terus-menerus merengek semalaman dan matanya mengantuk.

***********

                “Ini cacar ya, Ibu. Ada yang terserang cacar di sekitar rumah Ibu?” ujar dr. Lova setelah memeriksa badan Icam dengan seksama.
                “Tapi, di komplek saya lagi musim flu singapura, Dokter”.
                “Saya curiganya anak Ibu terserang flu singapura. Gejalanya memang hampir mirip. Tapi, bintik-bintik di tubuh anak Ibu merata terutama di dada dan punggungnya. Kalau flu singapura, hanya muncul di kaki, tangan, dan mulut. Saya beri obat anti gatalnya ya, Bu. Juga anti virus dan salep yang dioleskan ke bintik-bintik yang nanti menghitam. Untuk bintik-bintik yang masih baru, cukup taburkan bedak salisil saja.”

***********
 
Sumber gambar: internet
                Terjawab sudah, apa penyakit yang diderita si sulung. Lega walau rasa curiga -bahwa Icam sebenarnya terserang virus flu singapura- masih terpendam di hati, demi mengingat bahwa jenis penyakit yang sedang mewabah di komplek perumahanku dan sekitarnya adalah flu singapura. Dan bisa saja dokter salah diagnosis saking miripnya penampakan antara flu singapura dan cacar. Hahaha.. Parno sendiri jadinya. Mungkin ini efek dari membaca berita tentang dokter-dokter yang sering salah diagnosis.
                Ada-ada saja ya nama penyakit flu zaman sekarang. Flu hongkong-lah, flu singapura-lah, flu jerman-lah. Belum lagi nama flu yang diambil dari nama-nama hewan : flu burung, flu babi. Entah apalagi nama flu yang akan datang. Mungkin flu irian, karena awalnya berasal dari penyakit lokal. Ah.... Ada-ada saja. Padahal zaman orang tua kita dulu, penyakit itu hanya seputaran flu biasa. Apakah teknologi semakin canggih dan pola hidup lebih maju berbanding lurus dengan jenis-jenis penyakit yang semakin canggih dan beragam juga? Bisa jadi.
                Menurut petunjuk dari ‘Om Wiki’ dan membandingkan dengan hasil observasi sendiri terhadap Fara dan Icam, flu singapura disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam Genus Enterovirus. Yang diserang, umumnya anak-anak balita (kadang ada yang  sampai umur 10 tahun, seperti kasus yang terjadi di Depok). Gejalanya diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), pilek, ruam di bagian mulut, tangan dan kaki. Gejala seperti flu pada umumnya. Kemudian timbul bintik-bintik merah (vesikel) di kaki, tangan, dan sekitar mulut yang kemudian pecah dan akan menghitam, seperti cacar, tapi tidak menimbulkan rasa gatal di telapak tangan dan kaki. Nafsu makan anak berkurang, bahkan tidak mau makan karena di mulut ada semacam sariawan yang sangat nyeri apalagi saat menelan makanan. Anak bisa sampai menangis walaupun hanya menelan air. Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Gejala-gejala tersebut hampir semua terjadi pada Fara. Hhmm.. Berarti diagnosis dokternya benar sesuai dengan gejala yang diderita.
                Untuk cacar, masih menurut petunjuk ‘Om Wiki’, penyakit ini disebabkan oleh (lagi-lagi) makhluk hidup yang berjenis virus, tapi masuk kelas DNA, namanya virus Varicella-zoster. Gejala awal, penderita merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah, gejala khas untuk infeksi virus. Masa inkubasi sampai terkena penyakit bisa 2 sampai 3 pekan. Pada kasus yang berat, cacar bisa diiringi nyeri sendi, sakit kepala, dan pusing. Wah, berarti cacar yang diderita Icam termasuk kasus berat donk, karena pada awal-awal sakit, Icam sering mengeluh, ‘Ma... Icam pusing banget,’ sambil memegang kepalanya. Hehehe..
                Setelah beberapa hari kemudian, muncul bintik-bintik kemerahan seperti biang keringat pada anak-anak kecil umumnya, yang ditemukan pertama kali di dada atau perut dan punggung untuk kemudian merata sampai ke kaki, tangan, dan wajah. Untuk bintik yang muncul di telapak tangan dan kaki akan menimbulkan rasa gatal yang hebat. Pantas kalau Icam tidak bisa tidur semalaman. Bintik kemerahan itu akan berubah menjadi lenting berisi cairan dan berdinding tipis. Seperti kalau kulit kita terinfeksi yang kemudian muncul lenting bernanah (umumnya berwarna putih kehijauan) karena banyak sel darah putih yang berperan sebagai bodyguard tubuh manusia banyak yang ‘gugur’ oleh serangan mikroorganisme. (Kok jadi melenceng ke topik lain ya?) Maksudku, untuk menunjukkan perbedaan lenting bernanah dengan lenting cacar. Kalau cacar, lentingnya cenderung bening. Kalau pernah tahu luka bakar yang melepuh, ya seperti itulah kira-kira bentuknya. Lenting itu jika dibiarkan, lama kelamaan akan membentuk keropeng berwarna hitam yang jika sudah kering akan mengelupas dengan sendirinya seperti bekas luka yang mengering dan berbekas. Sebisa mungkin lenting itu tidak pecah oleh garukan kuku karena akan menyebabkan proses pengeringan keropeng menjadi lama. Jika orang dewasa yang diserang, bekas cacar akan lebih sulit menghilang.
                Begitu kira-kira penjelasan yang kuperoleh setelah mampir di ‘rumah Om Wiki’. Persamaan dari cacar dan flu singapura adalah penyebarannya secara aerogen, yakni lewat perantara udara. Jika sudah mewabah, kontak langsung maupun bersentuhan dengan benda-benda si penderita atau menggunakannya secara berbarengan dapat menjadi media penularannya. Kalau tidak mengalami sendiri, aku tidak akan pusing-pusing ber-browsing ria mencari petunjuk dan penjelasan atas jenis penyakit yang sedang dihadapi.
                “Icam punya adik? Karena sifat cacar ini sangat menular, nanti dipisah dulu tidurnya ya, Bu! Jangan menggunakan handuk bersamaan! Pada saat mulai berubah menjadi keropeng, saat itulah masa-masa rentan penularannya. Kalau masih berbentuk lenting berair, selama tidak pecah, itu belum menular”.
                Masa-masa rentan penularan cacar terjadi pada saat bintik-bintik cacar mulai mengering dan membentuk keropeng. Wah, Dek Ganis harus dipisah dulu donk tidurnya!
                Pada intinya, penyakit flu maupun cacar, istilah medisnya Varicella, itu menyerang di saat daya tahan tubuh sedang menurun. Penting untuk waspada ketika di lingkungan sekitar rumah ada penderita penyakit tersebut. Kita bisa melakukan pencegahan dengan menjaga stamina tubuh, bisa dengan cara olahraga rutin, mengkonsumsi makanan yang bergizi, boleh ditambah dengan suplemen penambah daya tahan tubuh, dan yang terpenting menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan di dalam rumah dan sekitarnya. Sebab media penyebaran virus bisa melalui udara, debu, kotoran, sampah, maupun kontak langsung dengan penderita.
 Ahh... Aku menulis seperti seolah-olah aku ini ahli kesehatan. Padahal apa yang kutulis dan kuketahui ya dari membaca artikel-artikel kesehatan, baik melalui buku maupun browsing di internet. Lebih banyak browsing sih, karena diriku bukan tipikal orang yang senang mengoleksi buku-buku kesehatan. Aku yakin, para dumalanizer lebih mengerti soal menjaga dan meningkatkan stamina dan kesehatan tubuh.

***********

                “Lho, kenapa Dino gendongan sama Bunda?” tanyaku saat akan berangkat kerja demi melihat Mbak Keke, tetangga ujung rumah, pagi-pagi sudah menggendong anaknya yang terlihat rewel.
                “Duh, San... Sepertinya, ‘orang Singapur’-nya lagi berkunjung ke rumahku nih. Dari semalam, Dino rewel terus. Air ludahnya keluar melulu karena Dino sepertinya tidak mau menelan apapun. Mulutnya banyak sariawannya. Sakit kali ya, buat menelan,” keluh Mbak Keke.
                Hhhmm... Satu korban jatuh lagi.

                ***********

Seperti biasa, sambil sarapan sebelum memulai aktifitas di kantor, kusempatkan membaca status teman-teman di Facebook, salah satu situs jejaring sosial terbesar yang ada di dunia. Sekilas terbaca olehku, status Bu Monik, tetangga depan rumah.
                ‘Ijin tiga hari di rumah ternyata cukup menjemukan.’
                ‘Kenapa tidak masuk kantor, Bu?’
                ‘Si kakak sakit.’
                ‘Flu singapura juga?’
                ‘Bukan, Tante. Varicella niy. Doakan Kakak cepat sembuh ya...’
                Walah, ternyata si varicella sudah ‘mampir’ ke rumah tetangga. Aku jadi berusaha keras mengingat-ingat, apakah waktu kecil sudah pernah terkena cacar atau belum? Tapi, jawabannya nihil. Aku tidak pernah bisa menemukan jawabannya. Hatiku menjadi tidak tenang. Sebab, secara medis, kalau belum pernah terkena cacar waktu masih anak-anak, risiko tertular pada saat dewasa sangat mungkin terjadi. Aku hanya bisa berusaha melakukan pencegahan saja dan berdoa, mudah-mudahan diriku selalu dalam kondisi prima dalam situasi yang seperti ini.

***********

                Hari ini tepat seminggu sejak mengantar Icam berobat.
                “Masya Alloh... Pa, coba lihat! Dek Gendis badannya banyak bintik-bintik seperti biang keringat. Ini ada satu yang sudah melenting. Jangan-jangan......”
                Ahhh.... Perseteruan ini sepertinya belum akan berakhir.


#####
Penjelasan mengenai detail penyakit flu singapura dan cacar saya kutip dari Wikipedia.


_mindahin tulisan ke arsip blog..._

Rabu, 02 April 2014

Malang yang Tak Dapat Ditolak

Sepertinya sudah jadi pemandangan yang lumrah setiap paginya. Setiap saya berangkat kerja, pasti menjumpai sisa-sisa jasad yang sudah terlepas ruhnya dengan kondisi yang sangat mengenaskan.. Minimal ketemu sama 5 jasad, itu sudah pasti.. Itu jumlah paling sedikit dalam satu kali perjalanan saya..

Dan saya yakin, setiap pagi pasti ada puluhan nyawa meregang sia-sia, di berbagai lokasi termasuk yang tidak saya lewati. Mirisnya lagi, jasad itu tidak ada yang mempedulikan. Dia akan hancur dan terbang bersama debu, yang penyebarannya terbantu oleh perputaran si bundar hitam. 

Sehari, dua hari, tiga hari. Lama-lama sisa jasad itu akan hilang dengan sendirinya. Tak perlu repot menggali makam untuk menguburkannya. Dia sudah terkubur bersama udara.

Ah, saya jadi terpikirkan pada keluarga yang ditinggalkan..

'Apakah mereka akan sedih ditinggalkan kalian..?'
'Bagaimana nasib anak-anak mereka yang masih kecil..?'

Apakah persediaan makanan sudah sedemikian menipisnya, sehingga mereka harus mengembara sampai tempat yang jauh, menyeberangi jalanan yang kejam tanpa belas kasihan, menerabas gelap tanpa penerangan. Yang pada akhirnya, mereka tak pernah kembali ke rumah.

Rasanya, tengok kanan-kiri sebelum menyeberang itu memang perlu dilakukan. Tapi, apakah para tikus got itu akan melakukan hal yang sama demi keselamatan nyawanya..? 

Ah, selamat jalan, Kawan.. Hidupmu sudah tenang di sana..

(Haruskah saya sebut 'kawan'? Sementara kerabatnya yang berdomisili di sekitar rumah saya sering sekali mencuri makanan dan TIDAK DIHABISKAN!!! Itu mubadzir atuh...! Kalau mau mengambil makanan, sekalian dihabiskan... Jangan hanya digigit-gigit pinggirnya terus ditinggal pergi..! Saya akan lebih ikhlas itu....)





Kalau tikusnya selucu ini, mungkin saya akan sangat bisa bersahabat yach.. Tapi, di alam nyata, tikusnya tidak selucu itu. Lebih menyebalkan, jorok, dan ga punya sopan santun.. Hihihi...

Sudah ahh... Lama-lama tulisannya kok keluar dari judul..

Yah, itu saja dulu coret-coretan saya untuk pagi ini..

Finished at 10.45 a.m.
From floor 21th..

Rabu, 26 Maret 2014

Nduk...


Dia sangat spesial buatku.....

Ya, saya tahu.....

Bukan sebuah permintaan yang berlebihan, 'kan?

Ya, saya mengerti....

Terus, apa yang salah?

Tidak ada yang salah... Ingatlah, dia hanyalah masa lalu-mu... Apakah engkau meminta itu agar kamu merasa diperhatikan sebagai seorang anak? Agar sedikit kasih sayang yang terbagi masih bisa tercicipi walau sedikit..

Ya... Aku ingin, dengan itu, aku merasa kembali seperti anak kecil... Yang lelap dalam buaian hangat ibunya.. Tanpa terbebani akan hari esok... Agar sejenak aku dapat beristirahat dari kekacauan dunia peradaban...

Ya... Aku ingin dekat dengan mereka.. Menjadikan saudara yang seperti saudara sungguhan... Saudara kedewasaan yang tak pernah kumiliki... Saudara pelepas dahaga yang selalu ku cari... Saudara penyempurna hati ketika sedang terluka... 
Karena ku sadar..
Aku tak sekuat yang mereka lihat..
Aku tak setegar yang mereka sangka...
Aku tak seperti yang mereka anggap...

Rapuh itu terus terkamuflase...
Karena masih terus mencari tali yang sanggup menguatkannya...

Hanya itu.... Tak berlebihan kan?


#Catatan iseng...
#Inspired from my conversation there..
2603 from 21st

Kamis, 20 Maret 2014

Topeng Lama

Pekat yang berbalut serpihan dingin...
Hujan pergi menyisakan bayu...

Nestapa hati membuncah luh ini...
Berharap asa masih segar seperti awalnya...
Bertahan pada sebatang kayu...
Yang mulai rapuh oleh hempasan ombak....

Berapa masa untuk bisa pahami...
Berapa masa untuk hancurkan batu itu...
Berapa masa lagi untuk sembuhkan goresan ini...

Angannya yang berkabut misteri...
Sungguh...
Bisa gila menyibak angkuhnya...

Terendah, diremehkan...
Sedang, ditinggalkan...
Tertinggi, tak dimuliakan...

Duhai....
Bagaimana harus menggugatnya...
Menuntut hak atas penggembalaannya....

Haruskah memakai lagi, topeng yang sama...
Dan kembali mengunci rapat, kotak pandora itu...

Bisu yang menyimpan ranjau...
Semoga tak terpicu oleh waktu..

Wahai Pemecah belenggu jiwa...
Lekaslah tampakkan dirimu...
Badai itu harus berlalu...
Dengan tanpa membawa pergi mimpi indah milik hati...

Jumat, 07 Maret 2014

Neng V3 Kewalahan

Promo daftar murah yang cuma Rp24.900 (normal Rp49.900) sepertinya menarik minat orang untuk memulai belajar bisnis di sini.

Dan sepertinya, efeknya kalau satu situs diakses banyak orang dari berbagai penjuru, yang terjadi adalah tampilan situs saat dibuka tidak tampil 100%.... Huwaaaaaa.....
Ini yang terjadi padaku, dan teman-teman lainnya yang hari ini mau mendaftarkan calon-calon member barunya.. Amanah-amanah yang dititipkan di jaringannya.... Tapi, oh tapi..... Si Neng V3 (istilah untuk menyebutkan nama situs Oriflame) langsung KO siang hari ini.. Sepertinya tidak bisa memaksakan harus siang ini.

Baiklah, dan sepertinya harus reschedule lagi, apa yang harus diprioritaskan kembali....

Tarik nafas panjang..

Hembuskan keras-keras....

Berpikir positif, bahwa Oriflame bukan perusahaan sembarangan. Semakin hari, semakin berkibar namanya. Sejak didirikan pertama kali tahun 1967, Oriflame tetap eksis sampai sekarang. Dan, bangganya lagi, info dari Seminar Director di Yogyakarta bulan lalu, Oriflame Indonesia jadi no. #1 dunia.

#gulung baju
#gulung celana
#ubah planning

Yuk, mareeeeeeee..... ^_^

http://www.dbc-network.com/?id=dianqonitatun