Ada apa sih dengan Oriflame…?
Dia…
Ahhhh… Aku sudah terlanjur jatuh cinta dengannya. Ahaha.. Agak-agak lebay dikit tak apa ya.. Nemu gambar ini di sini.
Awal dikenalkan oleh istri teman kerja satu profesi. Sponsorku
itu baru bisa meyakinkanku setelah berhari-hari aku minta dia beri penjelasan
yang masuk dengan pemikiranku. Ya, penjelasan tentang bagaimana Oriflame itu..
Bersyukur ketemu sponsor yang ga pelit omongan. Dia jelaskan sejelas-jelasnya
lewat aplikasi messenger seperti Gtalk dan Whatsapp, bahkan ditelepon langsung.
Padahal, kelemahanku kalau dihubungi langsung via telepon malah grogi, ga bias ngomong,
yang mau ditanyakan malah buyar.. Ahahaha…
Setelah mempertimbangkan berhari-hari, akhirnya kuputuskan
untuk mencoba. Ga ada salahnya mencoba sesuatu yang baru walaupun sebenarnya ga
baru-baru amat sih.. Aku-nya aja yang ketinggalan jauh… Soale dulu, jauh
sebelum join udah sering ngintipin katalognya temen kantor yang dulu member
Oriflame (entah sekarang masih atau tidak).
Tau ga, teman-teman.. Apa yang buat aku jadi tertarik untuk
nyemplung di bisnis Oriflame?
Ssssttt.. Ku beritahu ya..
Modalnya relatif kecil dan ringan karena bisa dicicil selama
sebulan, tidak dibebankan sekaligus dalam satu waktu. Bandingkan dengan tukang
sayur yang suka keliling pakai gerobak yang harus menyediakan modal ga cukup
Rp500.000 setiap harinya untuk bisa menyajikan sayuran, bumbu, daging, ikan,
dan buah-buahan yang semuanya dalam kondisinya masih segar untuk bisa menarik
minat pembeli. Itupun dengan resiko jualannya tidak semua laku sedangkan yang dijual umur bertahannya tidak lama. Jadi, menurutku,
modal awal di Oriflame itu cukup bersahabat dengan kantong kita yang masuk kategori
pemodal yang BELUM BESAR… ^_^ Hehehe…Doakan saja, semakin tekun mengerjakan
bisnis ini, insya Alloh cepat atau lambat akan menjadi pemodal besar. Aaamiiin...
Pertimbangan kedua, Oriflame tidak mengharuskan membernya
untuk menjadi stokist alias harus nytok beberapa produk untuk dijual kembali.
Sistem stokist tau sendiri ya, resikonya barang belum tentu terjual semua, sehingga
berimbas ke modal yang jadi mandeg di stok yang terjual. Biasanya orang beli
produk apalagi yang berhubungan dengan make up dan skin care, itu sesuai dengan
pilihan. Di Oriflame, telah disediakan tools berjualan berupa katalog yang
promo diskonnya tidak sama setiap bulannya.
Katalog-nya sendiri untuk saat ini sudah
tersedia dalam 3 versi:
- 1. katalog berupa buku seperti umumnya;
- 2. e-catalogue yang bisa dishare melalui Facebook, twitter, blog, dan email;
- 3. Oriflame Catalogue Free, aplikasi katalog yang bisa di-download dan di-install di smartphone khusus berbasis android.
Seru ya…. Ga ada lagi alasan ga bisa jualan karena ga punya
katalog yang bentu cetakan.
Varian Catalogue |
Lanjut ke pertimbangan ketiga, dari awal niatku jika akan
mencari sampingan dari berbisnis, inginnya yang bisnis itu bisa bersifat
fleksibel, bisa dijalankan secara offline maupun online sehingga waktu
pengerjaannya bisa diatur semaksimal mungkin mengingat statusku yang tidak free
alias masih terikat kontrak sebagai buruh Negara.. :P Di Oriflame, kriteria
tersebut ada semua. Langsung deh, makin mantap untuk memutuskan bergabung.
Di Oriflame, apalagi bergabung dengan grup konsultan
independen besutan Mba Nadia Meutia dan Mba Dini Shanti d’BCN (The Business Chain Network), di mana
ketika telah bergabung, setiap member-nya akan memiliki web replika sendiri,
seperti web replika-ku ini: http://www.dbc-network.com/?id=dianqonitatun.
Adanya web replika tersebut sangat membantu para member-nya dalam hal rekrut
secara online, juga sebagai sarana bina jaringan melalui rubrik diskusi.
Benar ga niy, kalau teman-teman dengar kata ‘MLM’, bayangan
yang muncul: teman-teman harus door to door menawarkan peluang bisnisnya, harus
wara-wiri keluar rumah untuk ikutan sharing, training, maupun seminar? Kebayang
juga dong, dengan akomodasi yang harus dikeluarkan untuk kegiatan tersebut, apalagi
tempat training/seminarnya di luar kota? Kebayang juga waktu bersama keluarga
yang harus tersita banyak? Kebayang sulitnya merekrut karena sistem door to
door hanya membatasi rekrut dalam kota saja, tidak mungkin menjangkau member
yang lintas pulau lintas laut. Berat diongkos, Bro… ^_^
Aku juga merasakan hal itu setiap kali ditawari bergabung
dengan bisnis-bisnis MLM lainnya. (MLM banyak lohhh di Indonesia). Setelah
kenalan dengan Oriflame lebih jauh, ternyataaaa, itu MLM model konvensional
yang hanya mengandalkan sistem offline. Sedangkan Oriflame betul-betul
mengakomodir perkembangan teknologi yang semakin jauh dengan memberikan
fitur-fitur bisnis yang sifatnya online support. Prospek, rekrut, daftarkan
member baru, order, training, bina jaringan, complain, pembayaran, semuaa bisa
dilakukan secara online. Sistem online-nya benar-benar bisa menjembatani
member-membernya yang memiliki keterbatasan waktu karena double job,
keterbatasan modal tapi bisa menjangkau seluruh wilayah Nusantara. Bukan hal
yang mustahil lagi seorang upline punya jaringan di berbagai kota di seluruh
pelosok Republik Indonesia ini, bahkan yang domisili di luar negeri sekalipun.
Asalkan ada jaringan internet, dunia berada dalam genggaman, Jadi, makin makin
makin mantab untuk bergabung.
(bersambung ke part 2)
Bekasi, 17 Desember 2014 pk.00.55